“Sesungguhnya, pada hari
kiamat nanti, kalian akan dipanggil dengan nama-nama kamu dan nama ayah-ayah
kamu; maka buatlah nama yang baik bagi diri kamu. (Diriwayatkan oleh Abu Dawud
dari Abu al Darda dengan sanad Hasan)
“Dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang
buruk.”(QS.Al Baqarah:11)
Menamai anak adalah cara
kita memberikan citra awal tentang diri anak yang suatu saat kita berharap ia
akan menjadi terjemahan bagi namanya. Dan karenanya, nama juga merupakan cara
anak memahami tentang bagaimana orang lain atau lingkungan memahami dirinya.
Ini berarti bahwa nama sangat berpengaruh dalam pembentukan konsep diri anak.
Untuk meneguhkan
identitas budaya dan keagamaan, Islam menganjurkan kita menggunakan nama Allah
dengan menambah kata ‘abd (hamba) sebagai penegasan atas penghambaan kita
kepadaNya. Dianjurkan juga menggunakan nama Nabi. Dengan mengikatkan nama
dengan Allah, para Nabi dan makna lain yang mewakili fitrah manusia, anak akan
selau terasosiasi dengan makna-makna kebenaran dan kebaikan yang akan menjadi
dasar identifikasi kepribadiannya.
Bila kita mengacu pada
nama orang besar misalnya sahabat, kita harus benar-benar yakin bahwa tidak
akan ada kesenjangan antara harapan yang kita titipkan lewat nama dengan
kemampuan bawaan anak itu sendiri, sehingga ia secara psikologis tidak
terganggu. Selain itu, juga ada baiknya untuk tidak menggunakan nama
orang-orang besar yang masih hidup. Sebab kita tidak tahu bagimana akhir hidup
orang itu kelak. Sehingga nama orang besar yang ingin kita pakai sebagai nama
bagi anak adalah nama mereka yang sudah meninggal dan menjadi milik sejarah.
Selain itu, Islam juga
menganjurkan memberikan kun’yah (nama yang dikaitkan dengan Abu (ayah) atau
Ummu (Ibu)). Misalmya Abu fulan atau Ummu fulan. Kun’yah ini diberikan kepada
anak tanpa harus menunggu ia menikah dulu. Cara ini mengandung makna
penghormatan kepada jatidiri anak, berfungsi mengembangkan kepribadian
sosialnya, menciptakan nuansa keakraban dan persahabatan serta kesederajatan
dan akhirnya mengajari anak bagaimana seharusnya bebahasa dengan orang dewasa.
Kun’yah juga berguna untuk memberi penyadaran fungsi gender sejak dini.
Dikutip
dari: Biar Kuncupnya Mekar Jadi Bunga, H.M.Anis Matta,Lc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar