Minggu, 12 Mei 2013

Nama itu Do’a


“Sesungguhnya, pada hari kiamat nanti, kalian akan dipanggil dengan nama-nama kamu dan nama ayah-ayah kamu; maka buatlah nama yang baik bagi diri kamu. (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abu al Darda dengan sanad Hasan)  “Dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.”(QS.Al Baqarah:11)

Menamai anak adalah cara kita memberikan citra awal tentang diri anak yang suatu saat kita berharap ia akan menjadi terjemahan bagi namanya. Dan karenanya, nama juga merupakan cara anak memahami tentang bagaimana orang lain atau lingkungan memahami dirinya. Ini berarti bahwa nama sangat berpengaruh dalam pembentukan konsep diri anak.

Untuk meneguhkan identitas budaya dan keagamaan, Islam menganjurkan kita menggunakan nama Allah dengan menambah kata ‘abd (hamba) sebagai penegasan atas penghambaan kita kepadaNya. Dianjurkan juga menggunakan nama Nabi. Dengan mengikatkan nama dengan Allah, para Nabi dan makna lain yang mewakili fitrah manusia, anak akan selau terasosiasi dengan makna-makna kebenaran dan kebaikan yang akan menjadi dasar identifikasi kepribadiannya.

Bila kita mengacu pada nama orang besar misalnya sahabat, kita harus benar-benar yakin bahwa tidak akan ada kesenjangan antara harapan yang kita titipkan lewat nama dengan kemampuan bawaan anak itu sendiri, sehingga ia secara psikologis tidak terganggu. Selain itu, juga ada baiknya untuk tidak menggunakan nama orang-orang besar yang masih hidup. Sebab kita tidak tahu bagimana akhir hidup orang itu kelak. Sehingga nama orang besar yang ingin kita pakai sebagai nama bagi anak adalah nama mereka yang sudah meninggal dan menjadi milik sejarah.

Selain itu, Islam juga menganjurkan memberikan kun’yah (nama yang dikaitkan dengan Abu (ayah) atau Ummu (Ibu)). Misalmya Abu fulan atau Ummu fulan. Kun’yah ini diberikan kepada anak tanpa harus menunggu ia menikah dulu. Cara ini mengandung makna penghormatan kepada jatidiri anak, berfungsi mengembangkan kepribadian sosialnya, menciptakan nuansa keakraban dan persahabatan serta kesederajatan dan akhirnya mengajari anak bagaimana seharusnya bebahasa dengan orang dewasa. Kun’yah juga berguna untuk memberi penyadaran fungsi gender sejak dini.


Dikutip dari: Biar Kuncupnya Mekar Jadi Bunga, H.M.Anis Matta,Lc.



Tidak ada komentar: