**Cinta
Sebatas Merpati**
Takkan ku tangisi Cinta yang pergi
Karna Cinta sebatas sang merpati
Terbang kemanapun sesuka hati
Lalu hinggap tuk mengisi hati
Kan ku tunggu saat merpati itu datang lagi
Mengisi ruang batinku bersemayam di hati
Akan ku rawat dan ku jaga dia selalu
Agar tak lagi terbang tuk meninggalkanku
Takkan ku tangisi Cinta yang pergi
Karna Cinta sebatas sang merpati
Terbang kemanapun sesuka hati
Lalu hinggap tuk mengisi hati
Kan ku tunggu saat merpati itu datang lagi
Mengisi ruang batinku bersemayam di hati
Akan ku rawat dan ku jaga dia selalu
Agar tak lagi terbang tuk meninggalkanku
**Tetap
Yang Terindah**
Aku yang mencintaimu
Selalu mendamba setetes kasihmu
Mengejar bayang cintamu
Merengkuh gelora rindumu
Hati yang tersayat kedustaan
Palsu cinta kau tenamkan
Hati bertabur kepedihan
Namun kau tetap terindah dan berkesan
Kau hadirkan tawa
Sirnakan sepi dan duka
Kau alirkan mata air cinta
Buatku tersenyum
gembira
Selalu aku simpan dalam catatan
Seribu kata kenangan
Meski kini aku kau lupakan
Namun kau tetap ku sematkan
Kini hanya doa yang kupanjatkan
Kau selalu dalam kebahagiaan
Senantiasa kasih terlimpahkan
Semoga kau selalu dalam senyuman
Aku yang mencintaimu
Selalu mendamba setetes kasihmu
Mengejar bayang cintamu
Merengkuh gelora rindumu
Hati yang tersayat kedustaan
Palsu cinta kau tenamkan
Hati bertabur kepedihan
Namun kau tetap terindah dan berkesan
Kau hadirkan tawa
Sirnakan sepi dan duka
Kau alirkan mata air cinta
Buatku tersenyum
gembira
Selalu aku simpan dalam catatan
Seribu kata kenangan
Meski kini aku kau lupakan
Namun kau tetap ku sematkan
Kini hanya doa yang kupanjatkan
Kau selalu dalam kebahagiaan
Senantiasa kasih terlimpahkan
Semoga kau selalu dalam senyuman
**Adakah Hati Memagut Kuntum Rindu**
Selepas guratan rasa terpahat dipenghujung malam
Pagi menjelang hari-hari tanpa ada sisa ruang tuk sejenak memanjakan hati..
Bernyanyi dan menarikan gejolak rasa dalam puisi cinta..
Setelah sepekan kegersangan melanda sukma
Ingin rasanya kumandikan kerontang persada jiwa
Biar basah dalam peluk dawai asmara
Adakah setangkai hati yang erat memagut kuntum rindu...
Kiranya raib sinarkupun tidaklah begitu berarti...
Selepas guratan rasa terpahat dipenghujung malam
Pagi menjelang hari-hari tanpa ada sisa ruang tuk sejenak memanjakan hati..
Bernyanyi dan menarikan gejolak rasa dalam puisi cinta..
Setelah sepekan kegersangan melanda sukma
Ingin rasanya kumandikan kerontang persada jiwa
Biar basah dalam peluk dawai asmara
Adakah setangkai hati yang erat memagut kuntum rindu...
Kiranya raib sinarkupun tidaklah begitu berarti...
**Sejenak**
sejenak....
di tempat itu ku terhenti,
terpatri di kesunyian hatimu.
tanpa rindu.
sejenak .....
ditempat itu ku menepi
menyayat di kepedihan hatiku
tanpa dirimu.
sejenak ....
dihati mu ku tertahan
dan tak beranjak pergi
tanpa berharap kembali
keinginan tuk menyisihkanmu dalam kalbu
hanya melemparku menjauh dari raga
rindu yang terpendam......
menghanyutkan aku dalam kegalauan jiwa.
aku .......
tertahan dihitamnya hatimu.
terpatri dikelamnya cintamu....
Namun dirimu??
sejenak....
di tempat itu ku terhenti,
terpatri di kesunyian hatimu.
tanpa rindu.
sejenak .....
ditempat itu ku menepi
menyayat di kepedihan hatiku
tanpa dirimu.
sejenak ....
dihati mu ku tertahan
dan tak beranjak pergi
tanpa berharap kembali
keinginan tuk menyisihkanmu dalam kalbu
hanya melemparku menjauh dari raga
rindu yang terpendam......
menghanyutkan aku dalam kegalauan jiwa.
aku .......
tertahan dihitamnya hatimu.
terpatri dikelamnya cintamu....
Namun dirimu??
**Semanis
Madu Sepahit Empedu**
Janji mulut berduri
Terasa menusuk hati
Seribu janji terucapkan
Sejuta pula diingkarkan
Semanis madu rayuan
Sepahit empedu kenyataan
Hanya sebuah kepalsuan
Kedustaan yang diberikan
Berkata IYA sekarang
Bilang TIDAK esok petang
Ucapan yang menjengkelkan
Dongkol dalam hati ku rasakan
Cintamu hadirkan sejuta mimpi
Membuai khayalan tak bertepi
Namun semua tak pernah pasti
Tak pernah ada bukti
Janjimu janji busuk
Di hati terasa menusuk
Akan ku buang seribu janji
Biar ku kubur dalam hati
Janji mulut berduri
Terasa menusuk hati
Seribu janji terucapkan
Sejuta pula diingkarkan
Semanis madu rayuan
Sepahit empedu kenyataan
Hanya sebuah kepalsuan
Kedustaan yang diberikan
Berkata IYA sekarang
Bilang TIDAK esok petang
Ucapan yang menjengkelkan
Dongkol dalam hati ku rasakan
Cintamu hadirkan sejuta mimpi
Membuai khayalan tak bertepi
Namun semua tak pernah pasti
Tak pernah ada bukti
Janjimu janji busuk
Di hati terasa menusuk
Akan ku buang seribu janji
Biar ku kubur dalam hati
**YANG LALU**
Biar kulewati sepi ketika malam berlalu sunyi
Sembari kurenungkan hari yg kulewati
Dan pada lembar putih tlah kucoret kisah yg lalu
Diujung pena..
Tinta dengan latah melukis cerita silam
Meski masa~masa keruh melintas ditiap pembilang kembali mengenang
T'lah pun kueja pada pengharapan
Dan kucoba meredam kelu akan kegagalan
Perlahan kuhapus..
meski membekas pilu kan kucari makna baru dihamparan waktu
Diesok hari yg cerah mengiring langkah
Dan semoga berlalu dengan segala anugrah
Biar kulewati sepi ketika malam berlalu sunyi
Sembari kurenungkan hari yg kulewati
Dan pada lembar putih tlah kucoret kisah yg lalu
Diujung pena..
Tinta dengan latah melukis cerita silam
Meski masa~masa keruh melintas ditiap pembilang kembali mengenang
T'lah pun kueja pada pengharapan
Dan kucoba meredam kelu akan kegagalan
Perlahan kuhapus..
meski membekas pilu kan kucari makna baru dihamparan waktu
Diesok hari yg cerah mengiring langkah
Dan semoga berlalu dengan segala anugrah
**
ANDAI SAJA **
Hening ini diam tak bergeming…
Masih tetap setia…
Menjelma…
Antara muramnya mega Dan beribu sesalku…
Mengelam di dada…
Andai..
Andai saja..
Bisa ku petik ribuan kerlip indah kejora..
Tentu tak akan..
Malam ku berselimut duka...
Karna..
Tentu kan ku sanding bias terangnya..
Sebagai pengganti lentera hatimu..
Yang tak lagi nyalanya untuk aku..
Namun nyatanya berbeda..
Masih saja..
Senyap ini ku nikmati sendiri..
Hingga...
Terbentang jelas tanpa sekat...
Panorama luka...
Sampai hatiku teriak dalam bungkam nya..
Duhai masa laluku...
Tak adakah lagi sekelumit rasa itu untuk ku..
Walau sekedar sandiwara..
Walau hanya senyuman hampa..
Sekedar penawar luka..
Agar sedikit dapat ku hirup angin segar..
Menerpa jiwa...
Hening ini diam tak bergeming…
Masih tetap setia…
Menjelma…
Antara muramnya mega Dan beribu sesalku…
Mengelam di dada…
Andai..
Andai saja..
Bisa ku petik ribuan kerlip indah kejora..
Tentu tak akan..
Malam ku berselimut duka...
Karna..
Tentu kan ku sanding bias terangnya..
Sebagai pengganti lentera hatimu..
Yang tak lagi nyalanya untuk aku..
Namun nyatanya berbeda..
Masih saja..
Senyap ini ku nikmati sendiri..
Hingga...
Terbentang jelas tanpa sekat...
Panorama luka...
Sampai hatiku teriak dalam bungkam nya..
Duhai masa laluku...
Tak adakah lagi sekelumit rasa itu untuk ku..
Walau sekedar sandiwara..
Walau hanya senyuman hampa..
Sekedar penawar luka..
Agar sedikit dapat ku hirup angin segar..
Menerpa jiwa...
**Mengertilah**
Tentang rasaku,
Hargai ketulusanku,
Jangan pandangku sebelah mata,
Tak menganggap hadirku ada..
Mengertilah apa yang kurasa,
Jangan hanya ingin dimengerti,
Sudah butakah mata hatimu melihatku,
Atau tulikah pendengaranmu dengarkan suaraku..
Yang tak mampu lagi,
Melihat ketulusanku,
Mendengar suara cintaku,
Oh sungguh kejam kau membalas cintaku..
Dulu kau ajarkan aku mencintaimu,
Kenalkan aku kebahagiaan,
Kini kau pula ajarkanku derita,
Oh tak kusangka kau srigala berbulu domba..
Bibirmu indah tapi lidahmu berduri kemunafikan........
Tentang rasaku,
Hargai ketulusanku,
Jangan pandangku sebelah mata,
Tak menganggap hadirku ada..
Mengertilah apa yang kurasa,
Jangan hanya ingin dimengerti,
Sudah butakah mata hatimu melihatku,
Atau tulikah pendengaranmu dengarkan suaraku..
Yang tak mampu lagi,
Melihat ketulusanku,
Mendengar suara cintaku,
Oh sungguh kejam kau membalas cintaku..
Dulu kau ajarkan aku mencintaimu,
Kenalkan aku kebahagiaan,
Kini kau pula ajarkanku derita,
Oh tak kusangka kau srigala berbulu domba..
Bibirmu indah tapi lidahmu berduri kemunafikan........
**Ketulusanku**
Dalam diamku ada ketulusan
Dalam diamku slalu merindukan
Dalam diamku slalu penuh pengharapan
Dalam diamku berdo'a untk kekasih pujaan
Terkadang aku sungguh terasa sepi
Terkadang rindu perih menyayat hati
Terkadang menjerit lirih sanubari
Namun cintaku slalu sabar menanti
Aku mencintaimu bukan karena nafsu
Aku menyayangimu bukan karena parasmu
Dalam diamku ada ketulusan
Dalam diamku slalu merindukan
Dalam diamku slalu penuh pengharapan
Dalam diamku berdo'a untk kekasih pujaan
Terkadang aku sungguh terasa sepi
Terkadang rindu perih menyayat hati
Terkadang menjerit lirih sanubari
Namun cintaku slalu sabar menanti
Aku mencintaimu bukan karena nafsu
Aku menyayangimu bukan karena parasmu
** Di
jalan Sepi ( Ku Berkata) **
Lelah langkah mengayun luka
Terengah nafas menahan perihnya kecewa
Setiap pijakan beralas duri - duri tentangmu
Mengunjam dalam tapak malam
Yang dulu hening dengan senyuman
Kini gelap tak terhibur
Dan yang dulu pekat dengan asmara
Kni gulita dalam pejaman duka
Kasih
Tiada lagi yang berharga
hidupkupun terasa tak berarti
Setelah hadirmu berlalu
Seribu rasa kecewa mencoret
helaian hati
Lelah langkah mengayun luka
Terengah nafas menahan perihnya kecewa
Setiap pijakan beralas duri - duri tentangmu
Mengunjam dalam tapak malam
Yang dulu hening dengan senyuman
Kini gelap tak terhibur
Dan yang dulu pekat dengan asmara
Kni gulita dalam pejaman duka
Kasih
Tiada lagi yang berharga
hidupkupun terasa tak berarti
Setelah hadirmu berlalu
Seribu rasa kecewa mencoret
helaian hati
Jiwa ku semu
Tak lagi tampak itu indahnya bahagia
Dulu ku kira kau adalah sosok yang ku cari
Ku anggap sebagai pecinta sejati
Namun nyatanya
Salah ku menilaimu
Sedikit kau buat hidupku bermakna
Lalu di lanjutakn terus ku tersakiti
Sepanjang di jalan sepi ini
Kenapa bayang - bayangmu
masih menuntun benakku
Pada langit dan bumi ku bertanya
Inikah lukisanmu untuk kenangan ku
Gemuruh suara mencoba mengundang
mendungmu hapuskanlah bayangnya
Dengan derai hujan ku temani
dengan tangis mengharap tentangmu
tak lagi menghantui setiap waktu
ku teringin tuk melupakanmu
kasih
Tak lagi tampak itu indahnya bahagia
Dulu ku kira kau adalah sosok yang ku cari
Ku anggap sebagai pecinta sejati
Namun nyatanya
Salah ku menilaimu
Sedikit kau buat hidupku bermakna
Lalu di lanjutakn terus ku tersakiti
Sepanjang di jalan sepi ini
Kenapa bayang - bayangmu
masih menuntun benakku
Pada langit dan bumi ku bertanya
Inikah lukisanmu untuk kenangan ku
Gemuruh suara mencoba mengundang
mendungmu hapuskanlah bayangnya
Dengan derai hujan ku temani
dengan tangis mengharap tentangmu
tak lagi menghantui setiap waktu
ku teringin tuk melupakanmu
kasih
**MENGERTILAH**
Ada saatnya ku mengerti
Adakalanya kau harus mengerti
Pada saatnya nanti ku pergi
Ku ingin kau menyadari, cintaku tulus dari hati
Bila saatnya tiba
Pastikan datang waktunya
Memahami cinta yang ada
Menyadari memang itu seharusnya
Biarlah semua berjalan apa adanya
Berlalu dengan semestinya
Dan berakhir dengan seharusnya
Karna cinta, terkadang tak cukup dengan logika
Ada saatnya ku mengerti
Adakalanya kau harus mengerti
Pada saatnya nanti ku pergi
Ku ingin kau menyadari, cintaku tulus dari hati
Bila saatnya tiba
Pastikan datang waktunya
Memahami cinta yang ada
Menyadari memang itu seharusnya
Biarlah semua berjalan apa adanya
Berlalu dengan semestinya
Dan berakhir dengan seharusnya
Karna cinta, terkadang tak cukup dengan logika
Kamu
memang bukan yang pertama yang mengisi hatiku
tapi kamu yang telah mengisi seluruh pikiranku
entah apa kenapa perasaan dan pikiran ini hanya tertuju padamu,
memoriku terus dan terus dihiasai semua kenangan yang kau berikan padaku
laksana bunga yang haus akan embun pagi yang memberikan kesegaran
begitu juga diriku yang selalu haus akan semua cinta yang kau beri padaku,
tapi kamu yang telah mengisi seluruh pikiranku
entah apa kenapa perasaan dan pikiran ini hanya tertuju padamu,
memoriku terus dan terus dihiasai semua kenangan yang kau berikan padaku
laksana bunga yang haus akan embun pagi yang memberikan kesegaran
begitu juga diriku yang selalu haus akan semua cinta yang kau beri padaku,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar